TEMPO.CO, Purwokerto
- Magma Gunung Slamet di Jawa Tengah kini sudah berada di permukaan
kawah. Gempa tremor terus-menerus terjadi di tubuh gunung. "Energi
Gunung Slamet masih tinggi, apalagi ada pasokan magma yang baru," kata
Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Slamet pada Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi, Imam Santosa, Rabu, 3 September 2014.
Energi yang besar itu dilepaskan dengan adanya letusan gas dan secara visual dapat dilihat berupa sinar api. Gas-gas yang dikeluarkan berasal dari magma yang sudah berada di permukaan. Dentuman dari arah Gunung Slamet terdengar hingga Purwokerto, yang jaraknya sekitar 20 kilometer.
Menurut Imam, dengan berbagai macam indikasi itu, maka karakter Gunung Slamet masih belum berubah dari tipe strombolian. Dari berbagai gejala yang muncul seperti lontaran gas dan lava pijar, maka karakter Gunung Slamet masih sama yakni strombolian. Apalagi, katanya, sepanjang sejarah letusan, gunung ini juga tidak berubah karakter letusannya.
Aktivitas Gunung Slamet yang saat ini berstatus siaga, masih tetap tinggi. Seorang warga Purwokerto, Zakaria, 34 tahun, mendengar suara dentuman dari arah Gunung Slamet. "Tadi malam sekitar pukul 02.00 WIB terdengar suara dentuman kencang dari arah Gunung Slamet," katanya.
Pengamat Gunung Slamet, Sudrajat, mengatakan kamera CCTV segera dipasang pekan ini di Pos Dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Pos itu berada di sisi barat bukaan kawah Gunung Slamet, sekitar lima kilometer dari puncak. “Dengan kamera CCTV, kami tidak perlu bolak-balik dari pos pengamatan ke wilayah terdekat dari puncak gunung,” kata Sudrajat kemarin.
Dari pengamatan secara visual sejak Selasa pukul 18.00 WIB hingga kemarin pukul 06.00 WIB, Gunung Slamet melontarkan lava pijar sebanyak 16 kali dengan ketinggian sekitar 100-250 meter. “Suara dentuman terdengar 16 kali. Suara gemuruh 41 kali. Aktivitas vulkanis masih tinggi,” kata Sudrajat.
Energi yang besar itu dilepaskan dengan adanya letusan gas dan secara visual dapat dilihat berupa sinar api. Gas-gas yang dikeluarkan berasal dari magma yang sudah berada di permukaan. Dentuman dari arah Gunung Slamet terdengar hingga Purwokerto, yang jaraknya sekitar 20 kilometer.
Menurut Imam, dengan berbagai macam indikasi itu, maka karakter Gunung Slamet masih belum berubah dari tipe strombolian. Dari berbagai gejala yang muncul seperti lontaran gas dan lava pijar, maka karakter Gunung Slamet masih sama yakni strombolian. Apalagi, katanya, sepanjang sejarah letusan, gunung ini juga tidak berubah karakter letusannya.
Aktivitas Gunung Slamet yang saat ini berstatus siaga, masih tetap tinggi. Seorang warga Purwokerto, Zakaria, 34 tahun, mendengar suara dentuman dari arah Gunung Slamet. "Tadi malam sekitar pukul 02.00 WIB terdengar suara dentuman kencang dari arah Gunung Slamet," katanya.
Pengamat Gunung Slamet, Sudrajat, mengatakan kamera CCTV segera dipasang pekan ini di Pos Dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Pos itu berada di sisi barat bukaan kawah Gunung Slamet, sekitar lima kilometer dari puncak. “Dengan kamera CCTV, kami tidak perlu bolak-balik dari pos pengamatan ke wilayah terdekat dari puncak gunung,” kata Sudrajat kemarin.
Dari pengamatan secara visual sejak Selasa pukul 18.00 WIB hingga kemarin pukul 06.00 WIB, Gunung Slamet melontarkan lava pijar sebanyak 16 kali dengan ketinggian sekitar 100-250 meter. “Suara dentuman terdengar 16 kali. Suara gemuruh 41 kali. Aktivitas vulkanis masih tinggi,” kata Sudrajat.
Sumber : Tempo.co
0 Komentar untuk "Aktifitas Gunung Selamet Purwokerto Terkini"